MANAGEMEN
NYERI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMYYAH
2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat yang telah
diberikan oleh Allah SWT sehingga kami selaku penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “MANAJEMEN
NYERI”
Makalah ini disusun bertujuan untuk menuntaskan tugas mata
kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II. Selain itu makalah ini juga bertujuan sebagai
bahan untuk belajar mandiri.
Kami selaku penyusun sadar bahwa makalah ini masih kurang
sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk di jadikan bahan perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini
memberi banyak manfaat bagi para pembaca.
Cilacap, Juni
2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap
individu, pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alas
an yang paling umum orang mencari kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di
bidang medis , nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami.
Individu yang sering mengalami nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari
upaya untuk menghilangkan nyeri. Nyeri bersifat subyektif, tidak ada dua
individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyery yang
sama menghasilkan respon ataau perasaan identik pada seorang individu.Nyeri
merupakan sumber penyebab frustasi,baik klien maupun bagi tenaga kesehatan.
Nyeri dapat merupakan factor utama yang menghambatkemampuan dan keinginan
individu untuk pulih dari suatu penyakit.
Nyeri
berbeda dari sensasi lain,yaitu bahwa nyeri memberi peringatan bahwa ada sesuatu
yang salah ,nyeri mendahului sinyal lain , dan nyeri berkaitan dengan perasaan
tidak menyenangkan. Nyeri ternyata merupakan sensasi yang sangat rumit karena
jika nyeri berkepanjangan dan jaringan rusak, jalur-jalur nosiseptor sentral
mengalami fasilitasi dan reorganisasi.
IASP
mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyekt dan pengalaman emosional
yang tidak menyenagkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang actual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan.
Individu dewasa dan
anak-anak yang mengalami nyeri merasa tubuh dan kehidupannya hilang kontrol.
Berbagai upaya harus dilakukan untuk memberikan berbagai pilihan atau kontrol
terhadap kehidupan sehari-hari mereka (lubkin, 1995).
BAB
II
ISI
A.
Pengertian
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat
subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat mengevaluasi perasaan
tersebut (Long, 1996). Secara umum, nyeri dapat didefinisikan sebagai perasaan
tidak nyaman, baik ringan maupun berat (Priharjo, 1992).
Intervensi kognitif untuk nyeri berfokus pada upaya
memodifikasi proses pikir guna menghilangkan nyeri. Aktifitas kognitif
mendistraksi persepsi nyeri. (McGuire, Sheidler & Polomano, 2000).
B. Manajemen
Nyeri
Manajemen
nyeri cukup efektif dalam mengatasi nyeri, yakni dengan perasaan kontrol,
mengurangi perasaan tidak berdaya dan putus asa, menjadi metode pengalih yang
menenangkan, serta mengganggu siklus nyeri-ansietas-ketegangan (Sloman, 1995).
Ada
beberapa manajemen nyeri, yaitu :
1. Relaksasi
Relaksasi
merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman
atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.
Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau
sakit . Teknik relaksasi tersebut merupakan upaya pencegahan untuk membantu
tubuh segar kembali dan beregenerasi setiap hari dan merupakan alternative
terhadap alcohol, merokok, atau makan berlebihan.
Relaksasi
otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan keteganggan
otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik relaksasi mungkin perlu diajarkan beberapa
kali agar mencapai hasil optimal.
Dengan
relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.
Relaksasi
merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis.
Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi
pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus
nyeri-ansietas-ketegangan otot (McCaffery, 1989)
Ada
tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi, yaitu : posisi yang tepat,
pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman
mungkin dengan semua bagian tubuh disokong (misal; bantal menyokong leher),
Pasien menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara Perlahan-lahan
udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan dan
merasakan betapa nyaman hal tersebut. Pasien bernapas beberapa kali dengan
irama normal. Pasien menarik napas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan
membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor. Perawat minta pasien untuk
mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat Pasien
mengulang langkah ke-4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan perut,
punggung dan kelompok otot-otot yang lain. Setelah pasien merasa rileks, pasien
dianjurkan bernapas secara pelan-pelan. Bila nyeri menjadi hebat, pasien dapat
bernapas dangkal dan cepat. Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri
kronik.
Ada
beberapa keuntungan relaksasi, antara lain :
1) Relaksasi
akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stress
2) Menurunkan
nyeri otot
3) Menolong
individu untuk melupakan nyeri
4) Meningkatkan
periode istirahat dan tidur
5) Meningkatkan
keefektifan terapi nyeri lain
6) Menurunkan
perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
2. Distraksi
Tehnik
distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa
aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima input
sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak
(nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),. Stimulus yang menyenangkan
dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang
dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara umum berhubungan
langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang
digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi
penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam
menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2007).
Mengalihkan perhatian terhadap
nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV
atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik), distraksi
pendengaran (mendengarkan musik, suara burung serta gemerick air), distraksi
pernafasan, distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)
Jenis
Tehnik Distraksi antara lain :
1) Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran,
melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.
2) Distraksi pendengaran
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung
serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan
musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik
dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti
irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian
banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart
(1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan,
Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di
antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell. Mereka
mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.
Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang
tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah
kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan
kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer
klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)
3) Distraksi pernafasan
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada
satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung
dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui
mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati).
Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar
yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan
ritmik.
Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk
melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada
bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan
memutar di area nyeri.
4) Distraksi intelektual
Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu,
melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis
cerita.
3. Imajinasi
Terbimbing
Imajinasi
terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan
mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur
membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.
Imajinasi terbimbing merupakan salah
satu jenis dari teknik relaksasi sehingga manfaat dari teknik ini pada umumnya
sama dengan manfaat dari teknik relaksasi yang lain. Para ahli dalam bidang
teknik imajinasi terbimbing berpendapat bahwa imajinasi merupakan penyembuh
yang efektif. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan
membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan
asma (Holistic-online,2006).
Imajinasi terbimbing merupakan
sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi stress dan meningkatkan
perasaan tenang dan damai serta merupakan obat penenang untuk situasi yang
sulit dalam kehidupan. Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan
suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar
untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa ketenangan dan keheningan
(National Safety Council,2004).
Meminta klien berimajinasi
membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan
ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. Apabila klien mengalami
kegelisahan, tindakan harus dihentikan. Tindakan ini dilakukan pada saat klien
merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut.
Manfaat Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik
relaksasi sehingga manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat
dari teknik relaksasi yang lain. Para ahli dalam bidang teknik imajinasi
terbimbing berpendapat bahwa imajinasi merupakan penyembuh yang efektif. Teknik
ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan membantu tubuh
mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma (Holistic-online,2006).
Dasar Imajinasi Terbimbing
Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk
berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh
tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui rangasangan yang diterima
oleh berbagai indera seperti gambar aroma, rasa suara dan sentuhan
(Holistic-online, 2006). Respon tersebut timbul karena otak tidak mengetahui
perbedaan antara bayangan dan aktifitas nyata. Penelitian membuktikan bahwa
dengan menstimulasi otak melalui imajinasi dapat menimbulkan pengaruh langsung
pada system saraf dan endokrin (Tusek, 2000).
Proses Asosiasi Imajinasi
Imajinasi terbimbing merupakan suatu teknik yang menuntut
seseorang untuk membentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai.
Imajinasi yang terbentuk tersebut akan diterima sebagai rangsang oleh berbagai
indra, kemudian rangsangan tersebut akan dijalankan ke batang otak menuju
sensor thalamus. Ditalamus rangsang diformat sesuai dengan bahasa otak,
sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus
sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirim ke korteks serebri, dikorteks
serebri terjadi proses asosiasi pengindraan dimana rangsangan dianalisis,
dipahami dan disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak mengenali objek
dan arti kehadiran tersebut. Hipokampus berperan sebagai penentu sinyal
sensorik dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus memutuskan sinyal
yang masuk adalah penting maka sinyal tersebut akan disimpan sebagai ingatan.
Hal – hal yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga
diproses menjadi memori. Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang hal
– hal yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul kembali
dan menimbulkan suatu persepsi dari pengalaman sensasi yang sebenarnya,
walaupun pengaruh / akibat yang timbul hanyalah suatu memori dari suatu sensasi
(Guyton&Hall, 1997).
Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah
sadar. Amigdala berproyeksi pada jalur system limbic seseorang dalam hubungan
dengan alam sekitar dan pikiran. Berlandaskan pada informasi ini, amigdala
dianggap membantu menentukan pola respon perilaku seseorang sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari hipokampus rangsangan yang telah
mempunyai makna dikirim ke amigdala. Amigdala mempunyai serangkaian tonjolan
dengan reseptor yang disiagakan untuk berbagai macam neurotransmitter yang
mengirim rangsangan kewilayah sentralnya sehingga terbentuk pola respons
perilaku yang sesuai dengan makna rangsangan yang diterima (Guyton&Hall,
1997)
Macam Teknik Imajinasi terbimbing
Berdasarkan pada penggunaannya terdapat bberapa macam teknik
imajinasi terbimbing (holistic-online.2006) :
1) Guided Walking Imagery
Teknik ini ditemukan oleh psikoleuner.
Pada teknik ini pasien dianjurkan untuk mengimajinasikan pemandangan standar
seperti padang rumput, pegunungan, pantai dll. kemudian imajinasi pasien dikaji
untuk mengetahui sumber konflik.
2) Autogenic Abeaction
Dalam teknik ini pasien diminta untuk
memilih sebuah perilaku negatif yang ada dalam pikirannya kemudian pasien
mengungkapkan secara verbal tanpa batasan. Bila berhasil akan tampak perubahan
dalam hal emosional dan raut muka pasien
3) Covert sensitization
Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement
yang menyimpulkan bahwa proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada
prinsip yang sama dalam modifikasi perilaku.
4) Covert Behaviour Rehearsal
Teknik ini mengajak seseorang untuk
mengimajinasikan perilaku koping yang dia inginkan. Teknik ini lebih banyak
digunakan.
4. Hipnosis
Bagi banyak orang, kata menghipnotis
mengingatkan permainan salon atau tindakan klub malam, di mana seorang pria
dengan menonton ayun mendapatkan relawan untuk berjalan seperti ayam atau
menyalak seperti anjing. Tapi hipnosis klinis, atau medis lebih menyenangkan.
Ini adalah keadaan yang berubah kesadaran yang digunakan oleh terapis
berlisensi untuk mengobati masalah psikologis atau fisik. Hipnosisi membantu
mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
Selama hipnosis, bagian sadar otak
sementara disetel keluar sebagai orang yang berfokus pada relaksasi dan
melepaskan pikiran yang mengganggu. Selama hipnosis, American Society of
Clinical penghipnotis menyamakan hipnotis untuk menggunakan kaca pembesar
memfokuskan sinar matahari dan membuat mereka lebih kuat. Ketika pikiran kita
terkonsentrasi dan terfokus, kita dapat menggunakannya lebih kuat. Ketika
terhipnotis, seseorang bisa mengalami perubahan fisiologis seperti perlambatan
denyut nadi dan respirasi, dan peningkatan gelombang otak alpha. Orang mungkin
juga menjadi lebih terbuka terhadap saran spesifik dan tujuan seperti
mengurangi rasa sakit. Pada tahap pasca-saran, terapis memperkuat pemakaian
yang berkelanjutan atas perilaku baru
Manfaat Hipnosis :
Penelitian telah menunjukkan
hipnosis medis untuk membantu untuk nyeri akut dan kronis. Pada tahun 1996,
sebuah panel dari Institut Kesehatan Nasional menemukan hipnotis untuk menjadi
efektif dalam mengurangi nyeri kanker. penelitian terkini telah menunjukkan
efektivitas untuk nyeri yang berkaitan dengan luka bakar, kanker, dan
rheumatoid arthritis dan pengurangan kecemasan yang terkait dengan operasi.
Analisa dari 18 studi oleh para peneliti di Mount Sinai School of Medicine di
New York mengungkapkan moderat untuk efek penghilang rasa sakit besar dari
hipnosis, mendukung efektivitas teknik hipnosis untuk manajemen nyeri.
Jika Anda ingin mencoba hipnosis,
Anda dapat mengharapkan untuk melihat praktisi sendiri untuk suatu program
perawatan panjang selama satu jam atau setengah jam, meskipun beberapa praktisi
bisa dimulai dengan konsultasi lagi awal dan menindaklanjuti dengan 10 - to
15-menit janji. terapis Anda dapat memberi saran pasca-hipnotis yang akan
memungkinkan Anda untuk mendorong self-hypnosis setelah program pengobatan
selesai.
Untuk menemukan hipnoterapis,
berbicara dengan dokter Anda atau hubungi American Society of Clinical
Hypnosis.
a. Meditasi
Meditasi
melibatkan menggunakan sejumlah teknik kesadaran untuk membantu menenangkan
pikiran dan bersantai tubuh.Dua teknik yang paling umum adalah :
1) Meditasi transendental. Pasien
mengulangi satu kata atau frase disebut mantra dan diajarkan untuk memungkinkan
pikiran lain dan perasaan untuk lulus.
2) Mindfulness Meditasi. Meditasi
kesadaran. Orang yang memfokuskan semua perhatian nya pada pikiran dan
sensasi.Bentuk meditasi sering diajarkan dalam program-program pengurangan
stres.
5. Kompres
Hangat / Dingin
Area pemberian kompres panas dan dingin
bisa menyebabkan respon sestemik dan respon local. Stimulasi ini mengirimkan
impuls-impuls dari perifer ke hipotalamus yang kemudian menjadi sensasi
temperature tubuh secara normal (Potter dan Perry, 1997).
Tubuh kita dapat menoleransi variasi
temperature yang luas. Temperature permukaan kulit yang normal 34◦C, tetapi
temperature penerima biasanya beradaptasi dengan cepat ke temperature local
melebihi batas ini.
Efek dari kompres hangat dan dingin
memberikan respon fisiologis yang berbeda. Efek dari kompres hangat untuk
meningklatkan aliran darah ke bagian yang terinjuri. Pemberian kompres hangat
yang berkelanjutan berbahaya terhadap sel epitel, menyebabkan kemerahan,
kelemahan local, dan bisa terjadi kelepuhan. Kompres hangat diberikan satu jam
atau lebih.
Efek dari kompres dingin dapat
menyebabkan refleks vasodilatasi. Sel tidak mampu untuk menerima aliran darah
dan nutrisi secara adekuat sehingga menimbulkan iskemik. Hal ini diawali dengan
kulit yang kemerahan diikuti kebiruan dan kekakuan karena dingin, sebagian tipe
nyeri yang dirasa seperti terbakar. (Potter dan Perry, 1997).
Kompres panas adalah memberikan rasa
hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk
melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang
peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi lancer, serta memberikan
ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres dilakukan pada radang
persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.
Kompres dingin adalah memberi rasa
dingin pada daerah setempat dengan menggunakan kain yang dicelupkan pada air
biasa atau air es sehingga memberi efek rasa dingin pada daerah tersebut.
Tujuan diberikan kompres dingin adalah menghilangkan rasa nyeri akibat odema
atau truma, mencegah kongesti kepala, memperlambat denyutan jantung,
mempersempit pembuluh darah dan mengurangi arus darah local. Tempat yang
diberikan kompres dingin tergantung lokasinya. Selama pemberian kompres, kulit
klien diperiksa setelah 5 menit pemberian, jika dapat ditoransi oleh kulit
diberikan selama 20 menit.
6. Massase
Massage
adalah
tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau
ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna
menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi.
Gerakan-gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak
tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan
tenaga, menepuk- nepuk, memotong-motong, meremas-remas, dan gerakan
meliuk-liuk. Setiap gerakan gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan,
posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda untuk menghasilkan efek yang di inginkan
pada jaringan yang dibawahnya (Henderson, 2006). Salah satu metode yang sangat
efektif dalam menanggulanginya adalah dengan massage yang merupakan
salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri
persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control yang
dikemukakan oleh Melzak dan Wall (dalam Depertemen Kesehatan RI, 1997). Teori
ini menjelaskan tenteng dua macam serabut syaraf berdiameter kecil dan serabut
berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda. Bidan mempunyai andil
yang sangat besar dalam mengurangi nyeri nonfarmakologi. Intervensi yang
termasuk dalam pendekatan nonfarmakologi adalah analgesia psikologis yang
dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, massage, stimulasi
kuteneus, aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga (Gadysa, 2009) Pijat (massage)
cara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama
persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan, ibu yang dipijit 20 menit setiap jam
selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal itu terjadi
karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang
merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan
nyaman dan enak. Dalam persalinan, pijat juga membuat ibu merasa lebih dekat
orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli dan ingin menolong
merupakan sumber kekuatan saat ibu sakit, lelah, dan kuat. Banyak bagian tubuh
ibu bersalin dapat dipijat, seperti kepala, leher, punggung, dan tungkai. Saat
memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu, apakah tekanan yang diberikan
sudah tepat (Danuatmadja, dan Meiliasari, 2004).
Metode Massage
Massage merupakan salah satu metode
nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri persalinan. Impuls
rasa sakit yang dibawah oleh saraf yang berdiameter kecil menyebabkan gate
control dispinal cord membuka dan impuls diteruskan ke korteks serebral
sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit ini dapat diblok
yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang berdiameter besar yang
menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat
diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada
saraf yang berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa
sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter
kecil mencapai korteks serebral. Beberapa macam massage yang dapat
dilakukan untuk merangsang saraf yang berdiameter besar yaitu :
Metode effleurage memperlakukan pasien dalam posisi atau
setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara
bersamaan digerakkan melingkar kearah pusat kesimpisis atau dapat juga
menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara
ini dapat dilakukan langsung oleh pasien.
Metode deep back massage memperlakukan pasien berbaring miring,
kemudian bidan atau keluarga pasien menekan daerah secrum secara mantap dengan
telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
Metode firm counter pressure memperlakukan pasien dalam kondisi
duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian
dengan tangan yang dikepalkan secara mantap dan beraturan.
Abdominal lifting memperlakukan pasien dengan
cara membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak
tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian
secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan kearah puncak perut tanpa
menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi. Begitu seterusnya (Gadysa, 2009).
Metode Massase
Effleurage
Massage atau pijatan pada
abdomen (effleurage) adalah bentuk stimulasi kulit yang digunakan selama
proses persalinan dalam menurunkan nyeri secara efektif. Effleurage berasal
dari bahasa Prancis. Ketika catatan dari Dr. Fernand Lamazes diterjemahkan dari
bahasa Prancis kedalam bahasa Inggris, salah satu kata yang baru adalah effleurage
(Mons Dragon, 2004). Effleurage adalah teknik pemijatan berupa
usapan lembut, lambat, dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini
menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effleurage dilakukan
dengan menggunakan ujung jari yang lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan
ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari
permukaan kulit. Pijatan effleurage dapat juga dilakukan di punggung.
Tujuan utamanya adalah relaksasi. Gate Control Theory dapat dipakai
untuk pengukuran efektifitas cara ini. Ilustrasi Gate Control Theory bahwa
serabut nyeri membawa stimulasi nyeri keotak lebih kecil dan perjalanan
sensasinya lebih lambat dari pada serabut sentuhan yang luas. Ketika sentuhan
dan nyeri dirangsang bersamaan, sensasi sentuhan berjalan keotak dan menutup
pintu gerbang dalam otak, pembatasan jumlah nyeri dirasakn dalam otak. Effleurage
atau pijatan pada abdomen yang teratur dangan latihan pernapasan
selama kontraksi digunakan untuk mengalihkan wanita dari nyeri selama
kontraksi. Begitu pula adanya massage yang mempunyai efek distraksi juga dapat
meningkatkan pembentukan endorphin dalam sistem kontrol dasenden. Massage dapat
membuat pasien lebih nyaman karena massage membuat relaksasi otot
(Monsdragon, 2004).
Diawal persalinan, pemijat dapat digunakan kedua telapak tangannya
untuk menekan kedua sisi punggung dari bahu ke bawah dengan gerakan berirama,
naik turun. Pijatan yang lama dan lambat akan terasa nyaman. Pastikan pemijat
menggunakan seluruh bagian telapak tangannya. Jemarinya pun harus menyentuh tubuh
sehingga merasakan ketegangan disana. Pada persalinan tahap lanjut, pemijat
menggunakan tanganya untuk memijat kuat di pangkal tulang belakang atau gunakan
ibu jari dengangerakan lingkaran-lingkaran di sekitar cekukngan pantat mungkin,
butuh tekanan lebih kuat didaerah itu. Sampaikan pada pemijat gerakan yang
paling menolong (Danuatmadja dan Meiliasari, 2004).
Ada
dua cara dalam melakukan teknik Effleurage, yaitu : a) Secara perlahan
sambil menekan dari area pubis atas sampai umbilikus dan keluar mengelilingi
abdomen bawah sampai area pubis, ditekan dengan lembut dan ringan dan tanpa
tekanan yang kuat, tapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit.
Pijatan dapat dilakukan beberapa kali, saat memijat harus diperhatikan respon
ibu apakah tekanan sudah tepat. b). Pasien dalam posisi atau setengah duduk,
lalu letakkan kedua telapak tangan Pada perut dan secara bersamaan digerakkan
melingkar kearah pusat kesimpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak
tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan
langsung oleh pasien (Gadysa, 2009).
Metode Massage
Abdominal Lifting
Nyeri
persalinan kala I fisiologis dapat diatasi dengan tindakan-tindakan seperti :
distraksi, relaksasi, dan massage. Yang merupakan pendekatan non farmakologi
dalam menurunkan dan mengatasi rasa nyeri, akan tetapi metode massage tersebut
dapat juga membawa pada kegagalan karena disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah : usia, kelelahan, dan pengalaman masa lalu. Oleh sebab itu,
pemberian massage abdominal lifting dapat diberikan pada ibu inpartu kala I
fisiologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dengan memperhatikan
keadaan dan kondisi ibu. Pijatan dapat menenangkan dan merilekskan ketegangan
yang muncul saat hamil dan melahirkan. Pijatan pada leher, bahu, punggung,
kaki, dan tangan dapat membuat nyaman. Usapan pelan pada perut (Abdominal
lifting) juga akan terasa nyaman saat kontraksi. Rencana untuk menggunakan
pijatan atau sentuhan yang disukai dalam persalinan dapat dipilih sebagai
berikut : sentuhan pelan dengan ketukan yang berirama, usapan keras, pijatan
untuk melemaskan otot-otot yang kaku, dan pijatan keras atau gosokan di
punggung (Simkin.,Walley.,dan Keppler, 2008). Metode massage abdominal
lifting adalah dengan cara : membaringkan pasien pada posisi terlentang
dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang
belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan
kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi. Begitu
seterusnya (Gadysa, 2009).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intervensi
kognitif untuk nyeri berfokus pada upaya memodifikasi proses pikir guna
menghilangkan nyeri. Aktifitas kognitif mendistraksi persepsi nyeri. (McGuire,
Sheidler & Polomano, 2000).
Manajemen
nyeri cukup efektif dalam mengatasi nyeri, yakni dengan perasaan kontrol,
mengurangi perasaan tidak berdaya dan putus asa, menjadi metode pengalih yang
menenangkan, serta mengganggu siklus nyeri-ansietas-ketegangan (Sloman, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin.
2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia
Teori & Apikasi dalam Praktik. Jakarta: Kedokteran EGC.
Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta:Kedokteran
EGC.