Kamis, 06 Oktober 2011

Fisiologi Pernafasan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
         Sistem Respirasi adalah suatu peristiwa ketika tubuh kekurangan oksigen dalam tubuh, oksigen yang berada di luar tubuh dihirup melalui organ-organ pernapasan. Sistem Pernapasan berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam system pernapasan dan masuk dalam pernapasan otot, sehingga trakea dapat melakukan penyaringan, penghambatan dan melembabkan udara yang masu, juga melindungi organ yang lembut. Hantaran tekanan menghasilkan udara ke paru-paru melalui saluran pernapasan atas, tekanan ini berguna untuk menyaring, mengatur udara, dan mengubah permukaan saluran nafas bawah. Paru-paru terdiri dari beberapa lapisan yang terdiri dari plura dan bronkus. Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya dan rongga dada yang melindunginya. Didalam rongga dada terdapat juga jantung.
B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan fungsi pernafasan?
2.      Jelaskan fisiologi pernafasan?
3.      Jelaskan proses oksigenisasi?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui fungsi pernafasan
2.      Untuk mengetahui fisiologi pernafasan
3.      Untuk mengetahui proses oksigenisasi






BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGETIAN SISTEM RESPIRASI
Sistem resrespirasi adalah suatu sistem pernafasan yang terdapat dalam tubuh manusia yang terdiri dari hidung, faring ,larring ,trakeka, bronkus, paru-paru dan plura.
B.  FUNGSI PERNAFASAN
Menurut taksonomi II NANDA 2007-2008, diagnosis yang berhubungan dengan fungsi pernafasan adalah:
1.      Ineffective airway clearance (bersihan jalan nafas tidak efektif)
2.      Risk for aspiration (risiko aspirasi)
3.      Ineffetive breathing pattern (pola nafas tidak efektif)
4.      Impaired gas exchange (gangguan pertukaran gas)
5.      Risk for suffocation
6.      Impaired spontaneous ventilation (gangguan ventilasi spontan)
7.      Dysfungsional ventilatory weaning response


C.  ALAT –ALAT  SISTEM PERNAPASAN

1.      HIDUNG
                 Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan dan alat penciuman(pengindraan). Bentuk dan struktur hidung menyerupai kerucut  dengan alasnya pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal os palatum.
2.      FARING
                Faring merupakanrongga fibrimukolar yang panjangnya sekitar 15 cm, di sebelah superior faring melekat pada dasar tengkorak,kearah inferior dilanjutkan sebagai esophagus, kearah  anterior faring berhubungan dengan rongga hidung, rongga mulut dan laring.
3.      LARING
            Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
a.             Cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago arytenoidea
b.            Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea. Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum. Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.


4.      BRONCHUS
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.


5.      PARU-PARU
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
a.       Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
b.      Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
c.       Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
d.      Basis. Terletak pada diafragma
Paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
6.      ALVEOLUS
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.




BAB III
OKSIGENISASI ATAU PERNAFASAN

PERNAFASAN ATAU OKSIGENISASI
Oksigen adalah salah satu komponenen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel–sel tubuh. Secara normal  elmen ini diperoleh dengan cara menghirup oksigen setiap kali bernafas. Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfir ke sel-sel tubuh dan pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh keluar tubuh, Ada tiga langkah dalam proses oksigenisasi yaitu ventilasi ,perfusi, dan difusi.
1.      Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru. Ventilasi paru mencakup gerakan dasar atau kegiatan bernafas atau insfirasi dan exsfirasi. Udara yang masuk kedalam tubuh manusia karena adanya perbedan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfir, dimana pada saat inspirasi tekanan intraplura lebih negatif (752mmHg)  dari pada tekanan atmosfir (760 mmHg) sehingga udara masuk kedalam tubuh manusia. Hukum Boyle’s jika volume meningkat maka tekanan menurun, jika volume menurun maka tekanan meningkat. Insfirasi, bersifat aktif, selama insfirasi terjadi kontraksi otot diagfragma dan intercosta eksterna, hal ini akan meningkatkan volume intrathorak, menurunkan tekanan intra thorak, tekanan intraplural makin negative, paru–paru berkembang, tekanan intrapulmonari makin negative, udara masuk ke paru-paru.
Ekspirasi adalah bersifat pasif, selama ekspirasi terjadi relaksasi otot diafragma dan intracosta eksterna hal ini akan menurunkan volume intratoraks, meningkatkan tekanan intratoraks, tekanan intraplural makin positif, paru-paru mengempis, tekanan intra pulmonal menjadi makin positif, udara keluar dari paru-paru. Kepatenan ventilasi tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
a.       Bersihan Jalan Nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru.
b.      Adekuatnya system syaraf pusat dan pusat pernafasan
c.       Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru
d.      Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma eksternal intracosta interna intracosta dan otot abdominal.
2.      Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru darah dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonalis dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung, sirkulai paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darh yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau tekanan darah sistemik.  Adekuatnya pertukaran gas dalam paru-paru dipengaruhi oleh keadaan ventilassi dan perfusi.  Pada orang dewasaa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume tidal = V) sekitar 4,0l per menit, sedangkan aliran darah pulmonal (G) sekitar 5,0 L/menit sehingga rasio ventilasi dan perkusi adalah alveolar ventilasi = 4,0 L/menit = 0,8 .
Aliran darah kapiler pulmonal 5,0 L/menit. Besarnya rasio ini menunjukan adanya keseimbangan pertukaran gas.
3.      Difusi adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbondioksida terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli, difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler. Perbedaan tekanan pada area membrane respirasi akan mempengaruhi proses difusi.
4.      Hubungan ventilasi dan perkusi
Pemindahan udara secara efektif antara alveolus dan pembuluh darah membutuhkan distribusi udara dalam paru-paru dan perkusi dalam kapiler, dengan perkataan lain, ventilasi dan perkusi dari unit pulmonal harus sesuai pada orang dewasa normal dengan posisi tegak dan istirahat maka ventilasi dan perkusi hamper seimbang kecuali pada apeks paru-paru.
5.      Pernafasan Eksterna
Pernafasan eksternal adalah perpindahan oksigen dan karbondioksida melalui membrane kapiler alveoli

6.      Pernafasan interna
Pernafasan internal adalah proses transfer atau pemberian oksigen dan karbondioksida antara kapiler-kapiler dan sel tubuh.
PERSYARAFAN PADA SALURAN PERNAFASAN
1.         Sistem saraf parasimpatik: reseptor muskarinik  respon bronkokonstriksi, vasodilatasi pulmonar, dan sekresi kelenjar mukus.
2.         Sistem saraf simpatik: reseptor adrenergik a dan b (epithelium bronkus, paru-paru, otot dan sel mast), bronkodilatasi, vasokonstriksi pulmonar, dan berkurangnya sekresi kelenjar mukus.
3.         Sistem saraf nonkolinergik non adrenergik (NANC) pada bronkiolus : melibatkan berbagai mediator seperti ATP, oksida nitrat, substance P, dan VIP (vasoactive intestinal peptide), respon penghambatan, meliputi bronkodilatasi, dan diduga berfungsi sebagai penyeimbang terhadap fungsi pemicuan oleh sistem kolinergik.
4.         Serabut saraf aferen:
a.       Reseptor peregangan(strech), di trakea dan bronkus bagian atas, bronkodilatasi dan peningkatan denyut jantung,
b.      Reseptor iritan, di bagian atas saluran nafas, batuk,bronkokonstriksi, dan sekresi mukus.
c.       Serabut C (reseptor jukstakapiler), yaitu serabut tidak bermielin yang berujung di parenkim paru dan dindingbronkus, berespon terhadap stimulus mekanismaupun kimiawi, pola nafas shallow yang cepat, sekresi mukus, batuk, dan melambatnya denyut jantung.










BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
        Sistem pernafasan pada manusia terdiri dari hidung, pharink, larink, bronkus, bronkeolus, paru-paru dan alveolus. Semua organ pernafasan sangat penting bagi manusia untuk mengalirkan oksigen dari luar tubuh dan mengeluarkan karbondioksida dari luar tubuh.
Oksigenasi atau pernafasan
        Oksigen adalah salah satu komponenen gas dan unsure vital dalam proses metabolism untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel –sel tubuh. Secara normal  elen ini diperoleh dengan cara menghirup oksigen setiap kali bernafas. Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfir ke sel-sel tubuh dan pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh keluar tubuh,
Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam tubuh manusia melalui tiga cara, yaitu ventilasi, perfusi dan difusi.
SARAN
Kami penulis membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca, apabila dalam penulisan atau materi yang kami sampaikan kurang lengkap sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat kami perbaiki serta saran dan kritik dari pembaca sebagai acuan kami untuk lebih meningkatkan kualitas dan kelengkapan makalah.





DAFTAR PUSTAKA
Ganong.W.F.2007.Buku AjarFisiologi Kedokteran.Jakarta.EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda
terimakasih telah berkunjung ke blog saya :)
semoga bermanfaat :)