Minggu, 27 November 2011

Keseimbangan cairan Elektrolit

BAB II
PEMBAHASAN

A.               PENGERTIAN BENDA CAIR, CAIRAN DAN GAS DALAM TUBUH MANUSIA
1.      BENDA CAIR
Merupakan zat yang mengalir. Terdapat sekitar 50 liter air didalam tubuh pada seorang dengan berat rata-rata 70 kg. Air membentuk 75% pada tubuh bayi, 70 % pada tubuh orang dewasa, 50 % pada tubuh orang lanjut usia. Karena, wanita secara relatif memiliki kandungan lemak lebih banyak (yang secara relatif membebaskan air), jumlah air pada wanita sekitar 10 % lebih rendah dari pada pria.
2.      CAIRAN TUBUH
Secara fisik, molekul pembentuk tubuh manusia dapat dibedakan menjadi jenis cairan dan jenis matriks molekul padat. Cairan tubuh meliputi cairan darah, plasma jaringan, cairan sinovial pada persendian, cairan serebrospinal pada otak dan medula spinalis, cairan dalam bola mata (aqueous humordan vitreous humor), cairan pleura, dan berbagai cairan yang terkandung dalam organ.
Fungsi cairan dalam tubuh manusia, antara lain:
a.       Sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan sisa metabolisme
b.      Sebagai komponen pembentuk sel, plasma, darah, dan komponen tubuh yang lainya
c.       Sebagai pengatur suhu tubuh dan lingkungan seluler
3.      GAS DALAM TUBUH
Gas adalah substansi yang berada dalam keadaan dimana substansi tersebut memiliki mobolitas dabn bentuk yang tidak terbatas. Contoh gas dalam tubuh yaitu: Oksigan dan Karbondioksida.

B.               CAIRAN DAN ELEKTROLIT DALAM TUBUH MANUSIA SESUAI PERKEMBANGAN USIA

1.      CAIRAN
a.      Komposisi Cairan Tubuh
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu :
-          Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan Intraseluler adalah cairan di dalam membran sel yang berisi substansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intraseluler terdiri dari 40% dari berat badan orang dewasa atau 70% total dari cairan tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solut (zat terlarut) yang sama dengan cairan yang berada di ruang ekstrasel. Namun proporsi substansinya berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar di cairan intrasel daripada di cairan ekstrasel.
-       Cairan Ekstraseluler (CES)
Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari berat badan orang dewasa atau 30% dari total cairan tubuh. Cairan ekstraseluler terdiri dari cairan intravaskuler, interstisial dan caitan transeluler. Cairan intravaskuler atau plasma merupakan cairan dari komponen darah. Cairan Intravaskuler terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air dan tidak berwarna, dan darah yang mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh. Cairan interstisial adalah cairan yang terdapat pada jaringan sel dan limpa. Cairan Interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun sejumlah besar lingkungan cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan Interstisial.  Cairan total tubuh (total body water) atau TBW atau TBF adalah jumlah total cairan yang dikeluarkan prosentase dari berat badan. Cairan transeluler adalah cairan khusus seperti cairan sinovial pada persendian, cairan serebrospinal pada otak dan medula spinalis, cairan dalam bola mata (aqueous humordan vitreous humor), cairan pleura, dan berbagai cairan yang terkandung dalam organ.
Cairan yang bersirkulasi di seluruh tubuh di dalam ruang cairan intrasel dan ekstrasel mengandung elektrolit, mineral, dan sel. Elektrolit merupakan sebuah senyawa yang jika melebur atau larut di dalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik. Mineral yang dicerna sebagai senyawa, biasanya dikenal dengan nama logam, non-logam, radikal atau fosfat, bukan dengan nama senyawa. Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh: sel darah merah dan sel darah putih.
Proprorsi Cairan Berdasarkan Usia
Jenis Cairan Intraseluler
Bayi baru lahir
3 Bulan
Dewasa
Lansia
40%
40%
40%
27%
Cairan Ekstra
Plasma (Intravaskular)
5%
5%
5%
7%
Interstitial
35%
25%
15%
18%
Total Cairan
80%
70%
60%
52%

b.      Pergerakan Cairan Tubuh
Mekanisme pergerakan melalui tiga proses:
-          Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi  ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Laju difusi dipengaruhi oleh: ukuran molekul, konsetrasi larutan, dan temperatur larutan.
-          Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi yang tinggi yang sifatnya menarik.
-          Filtrasi adalah perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respons terhadap adanya  tekanan cairan. Contoh Filtrasi adalah pergerakan cairan dan nutrien dari kapiler menuju cairan interstitial di sekitar sel.
-          Transpor Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena daya aktif tubuh seperti pompa jantung.
c.       Sumber Cairan
-          Cairan Ingestif
-          Cairan dalam makanan, seperti dalam buah, sayuran
-          Cairan dari Oksidasi metabolik
d.      Pengeluaran Cairan
Cairan tubuh hilang melalui ginjal dalam bentuk urine (dikendalikan oleh ADH), saluran gastrointestinal dalam bentuk feses, dan melalui kulit dalam bentuk keringat, dan melaui saluran pernapasan.



Rata-rata pengeluaran cairan setiap hari pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg:
Organ atau sistem
Jumlah (ml)
Ginjal
1500
Kulit: - kehilangan air tak-kasat mata
600-900
          - kehilangan air kasat mata
600
Paru-paru
400
Saluran pencernaan
100
Jumlah total
3200-3500






Ket.
-       Kehilangan air  tak-kasat mata (insensible water loss, IWL) terjadi terus-menerus dan tidak dapat dirasakan oleh individu. Rata-rata hilangnya air pada orang dewasa sekitar 6ml/kg/24 jam (Horne et al, 1991).
-       Kehilangan air kast mata (sensible water loss, SWL) terjadi melalui keringat yang berlebih dan dapat dirasakan oleh individu. SWL dapat mencapai 1000ml atau lebih dalam 24 jam tergantung pada latihan fisik dan suhu tubuh serta suhu lingkungan.

2.      ELEKTROLIT
a.       Pengertian
Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Ion positif disebut kation dan ion negatif disebut anion. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq).
b.      Pengaturan Elektrolit
-          Sodium (Natrium/Na+) adalah elektrolit yang paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel. Natrium berfungsi mempertahankan keseimbangan air, pengatur utama volume cairan extra seluler, mempengaruhi cairan intra seluler, sebagai hantaran impuls saraf dan kontraksi otot, sebagai dasar elektrolit paada pompa nantrium-kalium. Natrium diatur oleh intake garam, aldosteron, dan pengeluaran urin. Nilai normal sekitar 135-145 mEq/L (mmol/L).
-          Potasium (Kalium) Adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Kalium berfungsi sebagai pengatur aktifitas enzim sel dan komponen dari cairan sel. Berperan vital pada proses transmisi dari implus listrik dan kontraksi syaraf, jantung, otot, intensial, dan jaringan paru, metabolistik protein dan karbohidrat. Membantu pada pengaturan keseimbangan asam basa karena ion K dapat diubah menjadi ion hydrogen. Pengaturan ion K oleh pompa Natrium, sekresi aldosteron merangsang ekskresi K dalam urin. Nilai normal Kalium sekitar 3,5-5 mEq/L.
-          Calsium (Kalsium)
Berfungsi untuk transmisi implus syaraf dan pembekuan darah, katalisatos kontraksi otot dan kekuatan kontraksi otot dan kekuatan kontraksi otot. Dibutuhkan untuk absorpsi vitamin B12 dan kekuatan tulamg dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstra sel diatur oleh kelenjar paratiroid dan hormon tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thyrokalsitonin menghambatan penyerapan Kalsium tulang. Nilai normal 1,3-2,1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein.
-          Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intasel. Berfungsi pada aktivitas enzim, metabolisme karbohidrat dan protein. Magnesium di absorpsi oleh intestinal dan diekskresikan oleh ginjal. Nilai normal 1,3-2,1 mEq/L 1/3 dari jumlah plasma protein.
-          Clorida (Klorida
Merupakan cairan anion ekstraseluler ditemukan di darah, cairan intensial, dan limpa. Berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah. Nilai normal klorida sekitar 95-105 mEq/L (mmol/L).
-          Bikarbonat
Bikarbonat merupakan molekul anion. Berfungsi pada keseimbangan asam basa. Di atur oleh ginjal. Nilai normal sekitar 25-29 mEq/L (mmol/L)
-          Fosfat
Ion fosfat merupakan anion dalam sel tubuh. Berfungsi sebagai keseimbangan asam basa. Penting pada pembelahan sel dan transmisi dari herediter. Fosfat diatur oleh PTH (Parathyroid hormon) dan diaktifkan oleh vitamin D. Nilai normal sekitar 2,5-4,5 mwq/L (mmol/L).
c.       Nilai Normal Elektrolit
Nama Elektron
Satuan SI
Satuan Lain
Kalsium (Ca2+)
2,1 -2 ,6 mmol/l
8,5-10,5 mg/dl
Kalium (K+)
3,3 - 5,0 mmol/l
3,3 – 5,0 mEq/l
Natrium (Na+)
135 -145 mmol/l
135 -145 mEq/l
Magnesium (Mg2+)
0,7 - 1,0 mmol/l
1,8- 2,4 mg/dl
Fosfat (PO42-)
0,8 -1,46 mmol/l
2,5 – 4,5 mg/dl
Klorida
95 -105 mmol/l
9,5 -105 mEq/l
Alkaline Fosfat
-
100 – 280 i.u./l
Amonium (NH4-)
37 – 84 mikro mol/l
68- 153  mikrogr/dl


d.      Faktor yang memengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
-          Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belu matur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering disebabkan oleh masalah  jantung atau gangguan ginjal
Kebutuhan Cairan Tubuh Dalam Tubuh Manusia:
Usia
Berat Badan
Kebutuhan (ml/24 jam)
3 hari
3,0
250-300
1 th
9,5
1150-1300
2 th
11,8
1350-1500
6 th
20,0
1800-2000
10 th
28,7
2000-2500
14 th
45,0
2200-2700
18 th (dewasa)
54,0
2200-2700

-          Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.

-          Iklim
Normalnya,individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini,cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari. (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah deangan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairan dan elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima litet sehaei melalui keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
-          Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan maknan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.


-          Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium. Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
-          Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dari sel atau jaringan yang rusak (mis. Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang menderita diare juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal. Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompajantung menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan(hipervelom ia). Lebih lajut, kondisi ini dapat menyebabkan edema paru.

C.               HORMON YANG TERKAIT KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1.     ADH
Hormon utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit adalah ADH dan Aldosteron. Keadaan kekurangan air akan meningkatkan osmolitas darah dan keadaan ini akan direspon oleh kelenjar hipofisis dengan melepaskan ADH. ADH akan menurunkan produksi urine dengan cara meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Selama periode sementara kekurangan volume cairan, seperti yang terjadi pada muntah dan diare atau perdarahan, jumlah ADH di dalam darah meningkat. Akibatnya, reabsorpsi air oleh tubulus ginjal meningkat dan air akan dikembalikan ke dalam volume darah sirkulasi. Dengan demikian haluaran urine akan berkurang sebagai respon terhadap kerja Hormon ADH ini.
2.     ALDOSTERON
Aldosteron merupakan suatu mineralokortikoid yang diproduksi oleh korteks adrenal. Aldosteron mengatur keseimbangan natrium dan kalium dengan menyebabkan tubulus ginjal mengekskresi kalium dan mengabsorpsi natrium. Akibatnya, air juga akan direabsorpsi dan dikembalikan ke volume darah.  Kekurangan volume  cairan, misalnya karena perdarahan atau kehilangan cairan pencernaan dapat mensekresi aldosteron ke dalam darah.
3.      GLUKOKORTIKOID
Hormon kelas tiga, Glukokortikoid, memengaruhi keseimbangan air dan elektrolit. Sekresi hormon glukokortikoid secara normal tidak menyebabkan ketidakseimbangan cairan utama, namun kelebihan hormon di dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang kita kenal sebagai sindrom Cushing.












BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu :
a.              Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan Intraseluler adalah cairan di dalam membran sel yang berisi substansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme.
b.             Cairan Ekstraseluler (CES)
Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari berat badan orang dewasa atau 30% dari total cairan tubuh. Cairan ekstraseluler terdiri dari cairan intravaskuler, interstisial dan caitan transeluler. Cairan intravaskuler atau plasma merupakan cairan dari komponen darah.

Pengaturan Elekrolit:
-          Sodium (Natrium/Na+)
-          Potassium (Kalium)
-          Calsium (Kalsium)
-          Magnesium
-          Chlorida (Klorida)
-          Bikarbonat
-          Fosfat







DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta: EGC
Sunarsih, Tri. 2009. KDPK Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Anonim. 2010. Cairan dan Elektrolit, dilihat pada 13 April 2011. <http://id.shvoong.com>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda
terimakasih telah berkunjung ke blog saya :)
semoga bermanfaat :)