Jumat, 25 November 2011

Luka Kotor

Luka Kotor
SISTEM INTEGUMEN
A. ANATOMI SISTEM INTEGUMEN
1. ANATOMI

Menurut Syaifuddin (2006) Kulit manusia tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan subkutis. Epidermis dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan rabung epidermis.

1. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400- 600
m untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit selain
telapak tangan dan kaki, memiliki rambut)
2. Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
3. Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dan intinya terdesak ke pinggir, sehingga berbrntuk seperti cincin. Lapisan lemak inni disebut penikulus adiposus yang tabalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainnan).Guna penikulus adiposus adalah sebagai shock breaker atau pegas bila tekanan trauma mekanik yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh.
KONSEP LUKA KOTOR
‡Luka adalah terganggunya (distrupsion) integritas normal dari kulit dan jaringan di
bawahnya. Trau`ma dapat terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, luka dapat terbuka
atau tertutup, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam (Kozier, 1992)
‡Sedangkan Walf dkk (1979)dalam (Agustina,....) mengatakan luka adalah istilah

cedera atau trauma. Cedera pada jaringan dapat terjadi karena bermacam-macam sebab seperti tekanan pada tubuh atau kekerasan, suhu yang amat sangat (panas atau dingin); zat-zat kimia, reaksi atau luka mungkin terbuka atau tertutup. Luka mungkin karena kecelakaan atau disengaja.
‡Luka adalah
Rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis
yang berasal dari intenal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu

(Lazarus, 1994) dalam (Agustina,.....)
‡Luka kotor atau luka terinfeksi adalah luka dimana organisme yang menyebabkan

infeksi pascaoperatif terdapat dalam lapang operatifnsebelum pembedahan. Hal ini mencakup luka traumatik yang sudah lama dengan jaringan yang terkelupas tertahan dan luka yang melibatkan infeksi klinis yang sudah ada atau visera yang mengalami perforasi. Kemungkinan relatif infeksi luka adalah lebih dari 27 %. (Potter and Perry. 2005)
EFEK YANG MUNCUL SAAT TERJADI
LUKA :
‡a. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi
organ

‡b. Respon stres simpatis
‡c. Perdarahan dan pembekuan darah
‡d. Kontaminasi bakteri
‡e. Kematian selJenis-jenis Luka

‡Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana
cara mendapatkan luka itu dan menunjukkan
derajat luka (Taylor, 1997) dalam (Agustina,....)
Berdasarkan tingkat kontaminasi (Kozier, 1992)
‡Clean Wounds (Luka bersih

‡Clean-contamined Wounds (Luka bersih
terkontaminasi),
‡Contamined Wounds (Luka terkontaminasi),
‡Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau
infeksi),
Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
( Potter & Perry, 2005)
‡Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching
Erithema

‡Stadium II : Luka
Partial Thickness
‡Stadium III : Luka
Full Thickness
‡Stadium IV : Luka
Full Thickness
Berdasarkan waktu penyembuhan luka ( potter & perry, 2005)

a. Luka akut

b. Luka kronis
‡‡Mekanisme terjadinya luka ( potter & perry, 2005)
±Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang
terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah
seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
±Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
±Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang
biasanya dengan benda yang tidak tajam.
±Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau
yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
±Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau
oleh kawat.
±Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya
pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya
lukanya akan melebar.
±Luka Bakar (Combustion)Kultur Luka

Apabila perawat mendeteksi adanya drainase purulen, maka perawat perlu mengumpulkan spesimen untuk kultur. Perawat tidak boleh mengumpulkan sampel kultur yang berasal dari drainase lama. Bakteri normal yang ada pada kulit dapat tumbuh dalam eksudat dan bakteri tersebut mungkin bukan merupakan penyebab infeksi luka yang sebenarnya. Perawat terlebih dahulu membersihkan luka dengan salin normal untuk membuang flora kulit. Organisme tumbuh pada permukaan luka yang terpapar udara, sedangkan organisme anaerob cenderung tumbuh di dalam tubuh. Perawat menggunakan metode pengumpulan spesimen yang berbeda untuk setiap jenis organisme.

Untuk mengumpulkan spesimen aerob, perawat menggunakan swab steril yang berasal dari tabung kultur. Apabila tepi luka terpisah, perawat secara perlahan dan hati-hati memasukkan ujung swab kedalam luka untuk mengumpulkan sekresi bagian dalam. Setelah mengumpulkan spesimen, perawat memasukkan kembali swab ke dalam tabung kultur, menutup tabung, dan menghancurkan ampul bagiaqn dalam yang mengandung medium untuk pertumbuhan organisme. Medium tersebut harus dalam keadaan lembab dan menutupi ujung swab. Kemudian perawat segera mengirimkan spesimen yang telah sdi beri label ke laboratorium untuk memeriksa kultur bakteri kuantutatif dan bukan untuk memeriksa kultur swab ( AHCRP, 1994)

Apabila drainase yang bersal dari rongga tubuh bagian dalam mengeluarkan bau busuk, terdapat kemungkunan tumbuhnya organisme anaerob. Perawat menggunakan ujung spuit steril untuk mengaspirasi drainase luka bagian dalam. Setelah perawat memasang jarum steril pada spuit, kelurkan udara dari spuit dan jarum, dan berikan gabus pada ujung jarum untuk mencegah udara masuk.
Penyembuhan Luka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda
terimakasih telah berkunjung ke blog saya :)
semoga bermanfaat :)