Kamis, 01 Desember 2011

Inkontinensia Usus

Inkontinensia Usus



Deskripsi
Inkontinensia tinja adalah ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar, menyebabkan tinja (feses) bocor tak terduga dari dubur. Inkonteinensia tinja juga disebut inkontinensia usus. Inkontinensia tinja berkisar dari terjadi sesekali saat duduk hingga sampai benar-benar kehilangan kendali.

Penyebab umum inkontinensia tinja termasuk sembelit, diare, atau kerusakan saraf. Inkontinensia tinja bisa terjadi karena sfingter anus yang lemah dikaitkan dengan penuaan atau cedera pada saraf dan otot-otot rektum dan anus.

Gejala
Umumnya, orang dewasa tidak megalami "kecelakaan buang air besar" ini kecuali mungkin sesekali ketika terserang diare parah. Tapi itu tidak berlaku bagi orang yang mengalami inkontinensia tinja, kejadian berak di celana itu berulang-ulang dan kronis. Gejalanya antara lain:
* Tidak dapat mengendalikan gas atau kotoran, yang mungkin cair atau padat, dari perut
* Mungkin tidak sempat ke toilet untuk tidak berak di celana.

Bagi beberapa orang, termasuk anak-anak, inkontinensia tinja adalah masalah yang relatif kecil, terbatas pada sesekali mengotori pakaian mereka. Bagi yang lain, kondisi bisa menghancurkan lengkap karena kurangnya kontrol usus.

Inkontinensia tinja bisa disertai dengan masalah usus lainnya, seperti:
* Diare
* Sembelit
* Kentut dan kembung
* Kram perut

Perawatan
Untungnya, perawatan efektif tersedia untuk inkontinensia tinja. Dokter umum kemungkinan dapat membantu mengatasi masalah. Atau juga bisa menemui dokter yang mengkhususkan diri dalam menangani kondisi yang mempengaruhi usus besar, rektum dan anus, seperti pencernaan, proktologis atau ahli bedah kolorektal. Pengobatan untuk inkontinensia tinja biasanya dapat membantu memulihkan kontrol buang air besar atau setidaknya secara substansial mengurangi keparahan kondisi.

Tergantung pada
penyebab inkontinensia, pengobatan dapat mencakup perubahan pola makan, obat-obatan, latihan khusus yang membantu lebih mengontrol perut atau pembedahan.


Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.

Pengobatan

Foto hasil sinar-x seseorang yang sedang mengalami konstipasi atau sembelit.
Setiap tahunnya kira-kira lebih dari 2,5 juta orang pergi ke dokter karena masalah konstipasi. Pengobatan dan peredaan konstipasi secara alami dapat dilakukan dengan pengubahan pola makan menjadi lebih sehat, rajin berolahraga, memijat perut, minum air putih sebanyaknya, meminum minuman prebiotik dan probiotik, atau membiasakan diri untuk buang air besar setiap hari dengan membuat jadwal buang air besar yang disebut bowel training.
Sedangkan dengan cara sedikit dipaksa yang biasanya untuk penderita obstipasi, yaitu dengan mengonsumsi obat pencahar disebut laksatif (yang kadang-kadang menyebabkan perut terasa melilit berlebihan, tinja berbentuk cair, atau bahkan ketergantungan obat pencahar), penghisapan tinja atau feses dengan alat khusus, terapi serat, dan pembedahan (walaupun pilihan ini cukup jarang dilakukan).
Agar penderita konstipasi dapat cepat sembuh, maka penderita dilarang:
  • Menahan buang air besar
  • Mengkonsumsi makanan siap saji dan bersifat panas
  • Makan dalam porsi yang banyak
  • Meminum minuman yang berkafein dan soft drink
Penyebab

Model tinja atau feses 1 (konstipasi kronis), 2 (konstipasi sedang) dan 3 (konstipasi ringan) dari Bristol Stool Chart yang menunjukkan tingkat konstipasi atau sembelit.
Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling umum dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar kita. Bahkan diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi atau sembelit. Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain karena kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, menderita panas dalam, stres dalam pekerjaan, aktivitas yang padat, pengaruh hormon dalam tubuh,Usus kurang elastis (biasanya karena sedang dalam masa kehamilan atau usia lanjut), kelainan anatomis pada sistem pencernaan, gaya hidup yang buruk, efek samping akibat meminum obat tertentu (misalnya obat antidiare, analgesik, dan antasida), kekurangan asupan vitamin C, disebakan oleh penyakit, menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama dan seharusnya segera dikeluarkan dan dibuang, kekurangan makanan berserat, karena usia lanjut, dan masih banyak lainnya.
[sunting] Tanda dan gejala
Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:
1. Gejala fisik
  • Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku.
  • Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
  • Sering berdebar-debar sehingga mudah stres, sakit kepala atau bahkan demam.
  • Tinja atau feses lebih keras, lebih panas, berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya.
  • Pada saat buang air besar feses atau tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, tubuh berkeringat dingin, dan kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang tinja (bahkan sampai mengalami ambeien).
  • Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
  • Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja atau feses yang kering dan keras atau karena mengalami ambeien atau wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman.
  • Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya.
  • Menurunnya frekwensi buang air besar, dan meningkatnya waktu buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih lama lagi).
  • Terkadang mual dan muntah.
2. Gejala psikologis
  • Mudah emosi.
  • Lebih suka menyendiri.
  • Gelisah.
  • Susah tidur.
  • Kurang percaya diri.
  • Kurang bersemangat.
 Gangguan kulit
Gangguan kulit biasanya jarang ditemukan pada penderita konstipasi biasa dan lebih rentan menyerang penderita obstipasi. Apabila si penderita memilliki daya tahan tubuh yang lemah maka gangguan tersebut akan semakin tampak. Penyebabnya karena racun atau toksin yang berasal dari tinja menumpuk di usus besar dan membebani kinerja hati. Karena kinerja hati terbebani, maka toksin itu menyebar ke seluruh tubuh. Gejala akibat penyebaran toksin inilah yang dapat langsung terlihat pada kulit penderita. Gangguan yang dapat terjadi misalnya kulit kusam, flek hitam, jerawat, eksim, dan sebagainya. Biasanya gangguan-gangguan ini hanya dapat hilang bila si penderita sudah sembuh dari konstipasi atau obstipasi.
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda
terimakasih telah berkunjung ke blog saya :)
semoga bermanfaat :)