BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Melakukan tindakan alih baring pada pasien immobile untuk mencegah komplikasi akibat immobilisasi.
Alih baring adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami imobilisasi dan mengharuskan pasien melakukan gerakan-gerakan untuk menghindari bedrest agar tidak menimbulkan decubitus.
Karena apabila pasien bedrest dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan kulit menjadi lembab dan menyebabkan decubitus. Alih baring dilakukan dengan cara memiringkan pasien dari terlentang ke miring ataupun sebaliknya biasanya alih baring mutlak diberikan kepada penderita hemiplegic, koma dll.
Alih baring dilakukan setiap 2 jam kearah kanan dan 2 jam kearah kiri. Tanpa melihat sejauh mana efektifitas keberhasilan dari alih baring tersebut, sementara pasien tetap terjadi dekubitus.
B. Tujuan Alih Baring
1. Menghindari pasien agar tidak bedrest dan mencegah terjadinya decubitus.
2. Mencegah kerusakan integritas kulit.
3. Memperbaiki sirkulasi dan perfusi.
C. Manfaat Alih Baring
1. Mengurangi resiko terjadinya decubitus pada pasien.
2. Agar otot tidak kaku.
D. Standar operasional prosedur keperawatan
1. Alat
Bantal dan guling
2. Prosedur pelaksanaan
a. Tahap pra Interaksi
1) Mengecek Program Terapi
2) Menyuci Tangan
3) Menyiapkan Alat
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam kepada pasien dan siapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan/kesiapan klien
c. Tahap Kerja
1) Menjaga privacy pasien
2) Merubah posisi dari terlentang ke miring:
3) Menata beberapa bantal disebelah klien
4) Memiringkan klien kearah bantal yang di siapkan
5) Menekukan kaki yang atas
6) Memastikan posisi klien amann
7) Merubah posisi dari miring ke terlentang
8) Menata beberapa bantal disebelah klien
9) Menelentangkan klien kearah bantal yang disiapkan
10) Meluruskan kedua lutut
11) Memastikan posisi klien aman
12) Merapikan pasien
d. Tahap Terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Berpamitan dengan pasien/keluarga
3) Menginformasikan akan datang 2 jam lagi untuk merubah posisi selanjutnya
4) Mencuci tangan
5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
E. Penerapan Alih Baring Pada Klien
Pasien yang mengalami imobilisasi tidak bisa melakukan gerakan secara mandiri harus di bantu oleh orang lain apalagi dengan pasien yang mengalami kelumpuhan atau koma karena salah satu sistem dalam tubuhnya mengalami gangguan. Apabila klien hanya dalam posisi terlentang bisa mengalami decubitus. Maka dilakukan alih baring untuk mencegah terjadinya bedrest dengan cara memiringkan klien. Pada posisi miring klien bersandar disamping, dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu. Posisi miring berbeda dengan posisi sims terletak pada distributor berat badan klien. Teknik memindahkan juga harus diberikan kepada pasien yang mengalami imobilisasi misal untuk mengganti sprei dll.
F. Memindahkan Pasien
Klien membutuhkan tingkat bantuan yang bervariasi untuk mengangkat dari tempat tidur, menggerakkan ke posisi miring, atau duduk di sisi tempat tidur. Untuk menentukan apakah klien mampu melakukan sendiri dan berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk membantu mengangkat klien di atas tempat tidur, perawat mengkaji klien untuk menentukan apakah penyakit klien ada kontraindikasi dalam pengerahan tenaga (seperti penyakit kardiovaskular).
1. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brangkar
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.
a. Tujuan
1) Memindahkan pasien antar ruangan
2) Mempunyai tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)
b. Alat dan Bahan
1) Brankar
2) Bantal bila perlu
c. Prosedur
1) Ikuti protokol standar
2) Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
3) Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
4) Silangkan tangan pasien ke depan dada
5) Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
6) Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
7) Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
8) Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
2. Memindahkan pasien ke kursi
Memindahkan pasien ketempat tidur adalah suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.
a. Tujuan:
1) Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindro disuse
2) Memberikan kenyamanan
3) Mempertahankan kontrol diri pasien
4) Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5) Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)
6) Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
7) Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.
b. Langkah:
1) Ikuti protokol standar
2) Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kurisi ini dalam posisi terkunci.
3) Pasang sabuk pemindahan pila perlu, sesuai kebijakan lembaga
4) Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip.
5) Regangkan kedua kaki anda
6) Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
7) Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan tempatkan tangan pada skapula klien
8) Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul andan dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
9) Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda.
10) Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung ke depan kursi
11) Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong
12) Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi
13) Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat
14) Stabilkan tungkai dengan slimut mandi
15) Ucapkan terimakasih atas upaya klien dan puji klien untuk kemajuan dan penampilannya.
3. Memindahkan pasien ke atas tempat tidur (satu perawat atau dua orang)
Memindahkan pasien ke atas tempat tidur adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh satu perawat untuk membantu pasien berpindah posisi keatas tempat tidur.
a. Tujuan :
1) Memudahkan perawat mengkaji kesejajaran tubuh.
2) Mengurangi tarikan gravitasi tubuh bagian atas.
b. Langkah :
1) Letakan klien berbaring pada bagian kepala tempat tidur rata.
2) Letakan bantal diatas kepala tempat tidur.
3) Hadapkan kepala tempat tidur.
4) Jika 2dua perawat membantu klien, setiap perawat harus meletakan satu lengannya dibawah bahu klien, dan lengan lain dibawah paha.
5) Posisi alternative: posisi satu perawat dibagian atas tubuh klien. Lengan perawat yang terdekat dengan bagian kepala tempat tidur harus berada dibawah kepala klien dan berlawanan dengan bahu. Posisi perawat lain berada pada bagian bawah tubuh klien. Lengan perawat harus berada dibawah punggung bagian bawah dan batang tubuh klien.
6) Minta klien untuk memfleksikan lututnya dengan kaki rata pada tempat tidur.
7) Intruksikan klien untuk memfleksikan lehernya, memiringkan dagu kearah dada.
8) Intruksikan klien untuk membantu mendorong kakinya pada permukaan tempat tidur.
9) Pada hitungan ketiga, goyang dan ubah berat dari kaki depan ke kaki belakang. Pada saat bersamaan klien mendorong dengan tumit dan mengangkat badan.
4. Memindahkan pasien dengan tiga orang perawat
a. Langkah:
1) Tiga perawat yang hampir sama tinggi berdiri bersebelahan menghadap sisi tempat tidur.
2) Setiap orang bertanggung jawab untuk satu dari tiga area: kepala dengan bahu, panggul dan paha dengan pergelangan kaki klien.
3) Setiap orang membuat dasar sokongan yang lebar dengan kaki terdekat brankar berada didepan dengan lutut sedikit fleksi.
4) Lengan pengangkat diletakan dibawah kepala dengan bahu, panggul dan paha dengan tungkai bawah, dengan jari-jari tangan mereka terkunci melingkari sisi bagian tubuh klien yang lain.
5) Pengangkat memutar klien kearah dada mereka.
6) Pada hitungan ketiga, klien diangkat dan diangkat kearah dada perawat.
7) Pada hitungan kedua dari tiga, perawat melangkah ke belakang dan memutar kearah brankar, memindahkan ke depan jika diperlukan.
8) Perawat menurunkan klien secara perlahan ke pusat brankar dengan memfleksikan lutut dan pinggul mereka sampai siku mereka berada setinggi tepi brangkar.
9) Perawat mengkaji kesejajaran tubuh klien, menempatkan ikat pinggang pengaman menyilangi klien, da meninggikan sisi bergerak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alih baring adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami imobilisasi dan mengharuskan pasien melakukan gerakan-gerakan untuk menghindari bedrest agar tidak menimbulkan decubitus. Alih baring dilakukan dengan cara memiringkan pasien dari terlentang ke miring ataupun sebaliknya biasanya alih baring mutlak diberikan kepada penderita hemiplegic, koma dll.
Klien membutuhkan tingkat bantuan yang bervariasi untuk mengangkat dari tempat tidur, menggerakkan ke posisi miring, atau duduk di sisi tempat tidur. Untuk menentukan apakah klien mampu melakukan sendiri dan berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk membantu mengangkat klien di atas tempat tidur, perawat mengkaji klien untuk menentukan apakah penyakit klien ada kontraindikasi dalam pengerahan tenaga (seperti penyakit kardiovaskular).
DAFTAR PUSTAKA
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM
Perry&Potter. 2005.Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda
terimakasih telah berkunjung ke blog saya :)
semoga bermanfaat :)